Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Trilogi Lebaran Kue Kering, Baju Baru dan Pertanyaan Kapan Nikah

Setelah selama hampir sebulan berjuang menahan nafsu duniawi, hadiah yang ditunggu masyarakat muslim pada dunia akan tiba menjadi tanda kemenangannya. Hari Raya Idul Fitri atau lebih sering kita menyebutnya menjadi Lebaran. Sudah siapkah kalian menyambutnya ?

Ya, Banyak cara menyenangkan yang kita lakukan untuk menyambut momen istimewa ini. Setidaknya ada tiga hal yang bisa diidentikkan , sebut saja Trilogi Lebaran : kue kering, baju baru dan pertanyaan Nikah kapan. Ups, poin ke tiga sepertinya sensitif ya, mblo! Lalu, seperti apa seharusnya kita menyikapinya? Berikut kita bahas satu per satu saja, ya.

Kue kering

Saat ibu sedang menata kue sagu keju , tiba-tiba saya gatal ingin menanyakan sesuatu.

Mah, kenapa sih orang-orang kalau lebaran selalu nyiapin kue kering?

Ya kan buat kalo ada tamu

"Kenapa selalu ada nastar, bangga banget kali rumah yang dulu jadi pelopor"

Saat lebaran, kue kering selalu hadir menjadi penghias pada meja-meja setiap rumah menjadi teman tamu tiba. Kue nastar, kue putri salju, reginang , kue sagu keju, opak, kacang goreng, kastengel, kembang goyang, keripik pisang , dan banyak sekali cemilan siap dipilih untuk dimakan disela-sela bermaaf-maafan.

Namun ternyata kue kering pun telah mengalami (r)evolusi, dahulu kue-kue kering banyak yang dibuat sendiri. Tidak seperti hari ini, banyak kue kering yang tersaji merupakan buatan pabrik-pabrik rumahan dengan alasan kepraktisannya. Padahal syahdan membuat kue sendiri dapat membuat bounding (ikatan) antar anggota keluarga dan tentunya dapat menjadi bahan pelajaran juga.Terlepas dari itu semua, mungkin kue kering yang hadir saat lebaran merupakan tanda terima kasih untuk sanak saudara dan tetangga yang menyempatkan tiba,kali yah. Jadi sudah berapa kue yang sudah ada pada mejamu ?

Baju Baru

Sudah punya baju berapa sist?

Selama bulan puasa ini, setidaknya sudah 2 kali bapak dan ibu mengajak pergi ke kota sebelah. Tujuannya apalagi kalau bukan beli baju baru. Pikiran membeli baju baru hampir dimiliki oleh sebagian besar orang untuk menyambut lebaran. Ah, iya kadang sayapun bertanya : Siapa sih yang memulai soal beli baju baru saat lebaran tiba yah?

Semenjak memiliki online shop baju (meski lebih banyak dibeli sendiri) dan menginjakkan kaki ke tanah abang, saya agak sulit tergoda dengan banyak sekali macam produk fashion. Alasannya simple saja, saya sudah mengetahui harga asli dari baju-baju tersebut (meski mungkin beda harga karna beda bahan). Membandingkan harga dengan yang saya ketahui  membuat saya gagal membeli baju terutama saat lebaran. Ya, saat lebaran harga-harga baju dinaikan. Meski alih-alih bonus berpuluh-puluh persen. Harga yang didiskon itu sepertinya memang  harga aslinya deh. Godaan bapak seperti, Ayooo, beli aja terserah yang mana. Tetap membuat pendirian saya kokoh dengan jawaban ,Pah, gimana kalau mentahannya aja.

Oleh karena itu bagi saya, beli baju baru tidak merupakan kewajiban yang harus dilakukan saat lebaran. Karena baju yang tidak dibeli saat lebaran yang masih bagus dan pantas dikenakan pun bisa digunakan. Namun sah-sah saja apabila ingin membeli baju baru , tapi  apabila tujuannya untuk pamer , buat apa sih?

Dalam kepercayaan pun telah disebutkan dalam surat Al-Araf 7 : 31 yang artinya Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan

Lebaran : Bukan masalah baju barunya, tapi hatinya. Seperti kata Dhea Ananda , Baju baru... Alhamdulilah,tuk dipakai pada hari raya. Tak punyapun tak apa-apa masih ada baju yang lama. Gunakanlah pakaian terindah menjadi rasa syukur pada Pencipta, dan yang terindah tidak mesti harus baru kok.

Pertanyaan Kapan Nikah

Sebagai Hari raya yang ditunggu-tunggu, momen kumpul keluarga pun tidak dapat dielakan kehadirannya. Ya, lebaran membuat sanak saudara yang jauh-jauhan , menjadi satu kesatuan. Menyenangkan, tentu saja. Karena dalam kumpul keluarga sering terjadi tukar cerita dan canda tawa yang sulit terjadi pada luar lebaran. 

Namun bersiaplah menghadapi kenyataan yang ada, momen keluarga pun (sering) menjadi alasan untu ber-keporia (ingin tahu, banget) soal apa saja. Bersiap-siap lah yang menjadi sasaran untuk hal ini.Salah satunya merupakan  para kaum yang masih jadi single (elegan). Ya, contohnya pertanyaan yang paling dihindari namun paling sering muncul merupakan Pertanyaan kapan nikah?. Bisa dibilang pertanyaan ini dari sisi kebaikan merupakan bentuk perhatian, namun disisi lain juga merupakan bentuk pem-bully-an. Ah!

Sebagai seseorang yang mempunyai kakak ( yang pada akhirnya) sudah menikah, ternyata pertanyaan semacam ini akan bergilir pada saya juga. Baiklah, siapkan mental saja meski hati pun membela. Tenang, ini lebaran bukan lamaran,  tanya kapan nikah mulu, ikutlah mencarikan, begitu mblo. Semoga lebaran berikutnya segera membawa gandengan. #aminn 

***

kue-kue pada meja itu ungkapan kebahagian yang dibagikan, baju tidak melulu yang penting hati baru, dan pertanyaan nikah kapan biarkanlah kehidupan yang menjawabnya. #cieeee

Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin.Masih tanya kapan nikah ? Kalau engga sabtu ya minggu ya.

Silakan menemukan trilogi ini, saat lebaran!!!

Tasikmalaya, ditengah suara takbir yang berkumandang

Salam untuk keluargamu,

Listhia H Rahman

ilustrasi 1

ilustrasi 2

ilustrasi 3

ilustrasi 4
Trilogi Lebaran  Kue Kering, Baju Baru dan Pertanyaan Kapan Nikah